Seperti yang sudah disebutkan di postingan sebelumnya, kali ini saya ingin sedikit berbagi cerita waktu di Jepang. Sekalipun interval dari postingan sebelumnya udah sangat jauh, mohon dimaklumi. Satu hal lagi. Karena saya bingung mau mulai dari mana, jadi saya buka dengan Tokyo dulu,
Kalau orang yang udah tahu Jepang, terus dengar kata airport, maka yang terpikir pertama kali adalah Narita. Dari dulu mikirnya kalau Narita itu ada di Tokyo, eh rupanya Narita itu macam Bandara Soekarno-Hatta. Kalau Soekarno-Hatta itu ada di Banten yang dekat Jekarta, maka Narita itu ada di Prefektur Chiba yang bersebelahan dengan Tokyo. Seingatnya waktu ngelihat papan di tepi jalan, jarak antara Narita ke Tokyo itu 50 km dan ditempuh kurang lebih antara 30 menit ke satu jam. Tokyo sendiri juga punya airport, namanya Haneda, dan saya sempat juga singgah di situ waktu balik ke Tokyo dari kota lain.
Tokyo itu ya kayak kota-kota negara maju. Buat yang sering nonton anime atau main game Jepang, udah miriplah itu sama situasi Tokyo. Bangunan yang rapat-rapat dan gak ada halamannya, trotoar yang lebar, jalan raya yang lebar, pohon yang tertata rapi, jalan yang bertingkat-tingkat, gedung-gedung yang berisi semacam rumah susun, dsb. Oh iya, macam di Jakarta yang ada Indomaret dan kawan-kawan, Tokyo punya FamilyMart, Lawson sama 7Eleven. Hebatnya, kayak Lawson itu bisa sampe ada di dalam hotel-hotel. Terus, kalau di TV sering ditunjukin gimana orang berbondong-bondong nyebrang jalan, itu memang betul. Bahkan gak cuma orang yang nyebrang, orang yang naik sepeda juga banyak.
Transportasi yang sempat kelihatan yah mobil pribadi, bus umum, kereta api, sepeda. Anehnya, susah kali nyari yang namanya sepeda motor di Tokyo. Yang namanya kereta Honda sama Yamaha yang berserakan di Indonesia tidak bisa ditemukan sebuahpun selama di sana. Kendaraan roda dua bermesin yang kelihatan selama di sana cuma motor gede sama motor delivery. Bicarain soal kereta, kereta api juga ada bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang jalurnya bentuknya beda, ada yang standar, dsb.
Apaan lagi ya? Ahh, toilet. Kata orang-orang, toilet di Jepang itu bentuknya aneh. Dan hal itu memang benar. Jadi kalau toilet yang pake closet itu, tombolnya luar biasa banyak. Ini saya cantumkan salah satu contoh:
Bisa dilihat di situ ada tombol buat mengeluarkan semacam suara. Jadi misalnya ada sedang ada urusan dengan sisa pencernaan dan takut bunyinya kedengaran orang, tinggal ada pencetlah tombol itu. Kalau suaranya mau dihentikan tinggal pencet stop yang ada di sebelahnya. Canggihnya lagi ada pengatur volumenya lagi. Terus di sebelahnya ada tombol untuk penyiram air untuk membersihkan bagian tubuh. Tekanan airnya juga bisa diatur, itu di gambar ada tulisan water pressure, sama satu lagi adalah fasilitas deodorizer. Selama di sana gak pernah nyoba, jadi gak tahu betul apa gunanya. Tapi walaupun begitu, kalau dibandingin sama kloset yang saya dapat waktu di host family, kloset yang di gambar masih lebih mending. Waktu di host family saya dapat kloset dengan tombol lebih banyak, alhasil saya terpaksa cari kamar mandi yang lain karena gak ngerti dengan mekanismenya. Satu hal luar biasa lagi mengenai kloset di Jepang adalah, klosetnya bisa buka sendiri kalau ada orang masuk ke kamar mandi. Coba bayangin, sesak BAB tengah malam, masuk kamar mandi, eh klosetnya buka sendiri.
Selain kloset ini, ada satu jenis kloset lagi. Kloset yang khas Jepang. Makainya jongkok kayak kloset di Indonesia, tetapi kita menghadap ke lubang. Kalau anda search di google mungkin bisa dapat gambarnya. Kesannya sih memang menjijikkan ya, tapi kalau dipikir-pikir sebenarnya lebih bersih, karena gak bakalan ada percikan air kloset kena ke tubuh. Yah, mungkin sebaiknya gak usah terlalu dibahas kali ya. Karena kebetulan lagi bahas toilet, sekalian saya mau komplen soal toilet Narita, lumayan bau dan jorok.
Hmm, ini ada beberapa foto lagi. Maaf kalau kurang memuaskan, saya gak pengalaman foto jalan-jalan.
Tong sampah di Airport Narita |
Jalan yang timpa-timpaan. Paling yang ini ada empat. |
Wassalamualaikum!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar