Jumat, 05 Juli 2013

First Day of Tenei

Assalamualaikum!

Habis lihat-lihat http://dearcookies.blogspot.com, blog salah satu peserta Kizuna lainnya dari Indonesia, saya jadi kepengen bagi cerita yang lebih mendetail mengenai detail selama lagi di Jepang. Bagian penting dari Kizuna Project itu sendiri sebenarnya adalah mempelajari gimana orang Jepang recover dari bencana gempa + tsunami + nuklir yang waktu itu terjadi. Tapi, karena gak mungkin semua peserta ngelihat seluruh daerah yang terkena efek dari bencana, maka seluruh peserta itu dipisah-pisah untuk melihat daerah-daerah yang berbeda-beda pula. Dan saya sendiri dapat tempat tujuan yang namanya Desa Ten-Ei yang ada di Prefektur/Provinsi Fukushima. 

Kalau dengar kata Fukushima pasti orang-orang langsung mikirnya kami perginya ke reaktor nuklir yang bocor. Sayangnya kami gak pergi ke sana, lagian gak boleh, entar kena radiasi, pulang-pulang jadi mutan. Desa yang kami kunjungi ini rusak sedikit kena gempa (tapi kami gak ditunjukin langsung ke bagian yang rusak), tidak kena tsunami tetapi terkena dampak tidak langsung dari meledaknya reaktor nuklir. Meledaknya reaktor nuklir menimbulkan semacam gosip yang bilangin kalau semua produk dari Fukushima (tidak terkecuali) itu berbahaya. Maka, Desa Ten-Ei yang merupakan   penghasil beras terbaik di Jepang-pun terkena imbas. Hebatnya, setelah setahun desa ini bisa dibilang hampir sembuh karena udah bisa menghilangkan efek-efek berbahaya dari radiasi nuklir. Penduduknya hebat-hebat, belum ada bantuan dari pemerintah aja mereka udah mulai buat berinovasi supaya bisa ngilangin sisa-sisa radiasi dari pertanian mereka. Salut pokoknya!

Salah satu daerah ladang mereka
Kegiatan di Ten-Ei itu berjalan selama 4 hari yang udah termasuk hari kedatangan sama kepulangan. 

Karena bakalan panjang, saya cerita buat kedatangannya dulu deh! Setelah berangkat dari Tokyo dengan shinkansen, kami sampai di stasiun setempat. Terus dibawa pakai bus ke penginapan yang dekat ke desanya. Wah, di penginapan disambutnya sama apa ya istilahnya, kondisinya bersalju ditambah angin kencang. Semacam-semacam badai gitu. Ada acara penyambutan kecil-kecilan di hotel itu. Setiap orang dibagiin okiagari koboushi (maaf kalau salah ketik), semacam mainan kecil yang kalau didorong balik ke posisi semula. Kayaknya handmade, soalnya bentuknya beda semua, ada yang kecil, ada yang besar. Saya gak begitu ingat, apakah besoknya atau malam itu kami dibagikan jadwal kegiatan selama di Tenei Mura.


Ini jadwalnya selama di sana
Jadi, malam kedatangan itu gak ada kelakuin hal yang penting-penting kali. Paling juga kenal-kenalan sama orang dari negara lain. Terus, karena saya Islam, tempat makannya dipisah. Jadi karena waktu itu saljunya agak ganas, yang sesama Islam diangkut pakai mobil ke Pub (iya, Pub yang bar itu) hotelnya buat makan. Selama di situ saya jadi makin kagum sama akomodasi yang disediain. Mereka udah persiapan buat akomodasi orang Islam yang gak bisa makan babi, orang Hindu yang gak boleh makan daging sapi, sama orang vegetarian yang cuma makan sayur.

Begitulah malam pertama di Tenei. Tempat ini juga jadi tempat pertama kalinya buat saya ngelihat salju, megang-megang salju, sampai mijak-mijak salju yang tebal. Oke dah!

Wassalamualakum!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar